Catatan Diana 23-27 Juni 2014

20140628_124553

23 Juni, 2014.

Pukul 06:30, matahari masih enggan memberikan kehangatan kepada kami yang harus berangkat pagi untuk bekerja. Pagi itu, sama seperti pagi-pagi kemarin. Rutinitasnya selalu macet di jalan tempat kami menyeberang untuk sampai ke sebuah pabrik garmen, saking banyaknya karyawan dan juga orang-orang yang melalui jalur utama itu.

20140628_063259

20140628_063303

20140628_063331

Walaupun seharusnya jam kerja di pabrik itu—pabrik yang berada di Jalan Parungkuda, di lokasi yang dikenal oleh orang-orang sebagai Palagan—adalah 07:30 – 15:30 WIB, tetapi para karyawan sudah datang pada jam 06:15 dan mulai bekerja pada pukul 06:50. Kebiasaan datang lebih awal itu, oleh Si Pabrik, biasa disebut sebagai bukti tanggung jawab karyawan karena terkadang setiap satu jalur proses produksi (kami biasa menyebutnya dengan istilah line) gagal mendapat target yang harus dicapai di hari sebelumnya. Oleh karena itu, keesokannya, mereka dituntut untuk datang pagi supaya bisa membayar hutang target kemarin, dan itulah yang disebut hak dan kewajiban karyawan.

20140627_093521

Seperti biasa, saya datang paling awal ke ruangan karena sayalah karyawan yang diberi kepercayaan untuk memegang kunci ruangan. Ruangan itu disebut ruangan Gudang Aksesoris (atau disebut juga bagian Acc). Di dalamnya, berisi barang-barang penunjang, seperti sewing thread, label, button, zipper, elastic, satin tape, dan lain-lain sesuai kebutuhan produksi baju tersebut.

20140625_131133

20140626_105708

20140626_150714

Karyawan yang bertugas di ruangan itu berjumlah delapan orang, yaitu Teh Rita, Puji, Neng, Lusi, Gita, Fio, Hana dan saya sendiri. Kami mempunyai tanggung jawab masing-masing. Pekerjaan kami sehari-hari adalah mengambil barang dari gudang utama, lalu menghitungnya untuk mengetahui jumlah aktual dari barang yang datang, apakah sesuai dengan keterangan di surat jalan atau tidak.

Sesuai tanggung jawab masing-masing, setiap hari, kami bisa menghitung puluhan ribu barang dari masing-masing jenisnya. Dari situ, kami bisa mengirimkannya ke bagian produksi yang menjahit baju (bagian sewing), sesuai bon atau jumlah potongan yang datang dari bagian pemotongan kain (bagian cutting).

20140625_065023

20140625_125213

20140626_105751

20140626_105814

20140626_151437

Banyak orang-orang di pabrik garmen mengatakan kalau Gudang Aksesoris itu adalah surganya garmen. Bagi saya sendiri, pekerjaan ini gampang-gampang susah. Mungkin di luar sana, menurut karyawan yang ada di bagian-bagian yang lain, pekerjaan kamiitu tidak susah. Justru, bisa dibilang mereka iri dengan kami karena pekerjaan kami di gudang tidak dikenakan target. Akan tetapi, permainan otak justru diharuskan untuk berjalan di saat balance actual (kesesuaian jumlah) barang tidak sesuai, misalnya jumlahnya lebih sedikit dari keterangan yang tertera di surat jalan. Belum lagi jika ada material yang hilang saat di bagian produksi, di bagian sewing. Atau material yang dibutuhkan packing, seperti label, yang masih banyak ganti-ganti size disaat barang akan diekspor. Sedangkan, terkadang datangnya jumlah material itu cuma pas untuk quantity order (jumlah pesanan). Tidak jarang juga, kami yang ada di Gudang Aksesoris terlibat debat dengan bagian produksi dan marketing gara-gara hilangnya barang.

24 Juni, 2014

Seperti biasa, kami, para karyawan, mulai bekerja pukul 06:50 WIB. Setiap Hari Selasa, masing-masing bagian di pabrik melakukan meeting yang rutin secara mingguan. Isi meeting itu tidak jauh dari pembicaraan mengenai target dan kualitas pakaian. Sampai-sampai, saya juga mungkin sudah bosan mendengarnya. Akan tetapi, rutinitas meeting tidak berlaku di ruangan saya. Kami jarang melakukan meeting karena hanya berdelapan orang sehingga supervisor tidak perlu menceramahi kami dengan teriak-teriak. Yang penting baginya, itu kerjaan beres dan ke-handle.

20140626_174919

20140628_123319

25 Juni, 2014.

Hari ini, pekerjaan gak begitu banyak karena material yang lain belum pada dateng dari supplier. Sekitar pukul 13:45, tiba-tiba lampu padam sehingga gedung saya memakai ganset sebagai sumber listrik. Namun ternyata, ganset pun tidak kuat. Hingga pukul 14:30, akhirnya semua karyawan yang bekerja di gedung itu dipulangkan. Al-hasil, ngutang satu jam karena waktu produktif yang harusnya tujuh jam hanya terpakai enam jam kerja.

20140628_123856

Ngomong-ngomong, saya salut untuk para staf administrasibagian sewing di pabrik ini. Mereka semua perempuan kuat. Pekerjaannya bertumpuk. Dimulai dari loading-an, yaitu pengambilan fabric (kain) ke produksi sewing yang jumlahnya beratus-ratus pcs, mereka membawa fabric-fabric itu dengan mendorongnya menggunakan lori, sendirian. Belum lagi, mereka harus memperbaiki baju yang reject (rusak), membersihkan noda, kadang harus dicuci atau hanya sekedar disikat menggunakan sikat gigi.

20140624_164021

20140624_164851

Setahu saya, tugas seorang staf administrasi itu hanya menulis absen, menulis laporan mengenai capaian, dan mengurus administrasi karyawan di line (jalur produksi) yang mereka pegang. Akan tetapi, saya sendiri tidak tahu kenapa pekerjaan mereka lebih dari itu. Padahal, kalau dibandingkan dengan proporsi kerja mereka dengan karyawan di bagian helper, itu jauh sekali, tetapi dalam hal gaji, mereka sama. Hanya saja, staf administrasi ada great (semacam tunjangan prestasi jabatan) sebesar lima puluh ribu rupiah. Dan great itu, setiap tahunnya, menurun. Di pabrik tempat saya bekerja, great hanya diberikan pada bagian-bagian tertentu, yaitu bagian administrasi, operator sewing dan quality control.

20140625_113713

20140625_113737

IMG_20140624_162039

Saya sempat berbincang-bincang dengan teman saya yang jadi staf administrasi bagian sewing, sebut saja dia EA.

“Dulu aku punya temen yang kerja di PT lain, dan dia kaget dengan cara kerja di adm di sini. Di sana, adm itu dibagi-bagi. Jadi, hanya mengerjakan satu pekerjaan saja. Misalnya, ada adm loading, adm reject …” kata EA.

Saya tidak tahu mana yang benar, tetai berdasarkan yang saya dengar dari orang-orang, memang begitulah kenyataannya.

20140624_134406

20140624_162315

20140624_162818

20140625_124155

20140625_124209

26 Juni, 2014.

Ternyata masih, sama seperti kemarin, lampu di pabrik padam lagi. Dengar-dengar, penyebab mati lampu ini karena puting beliung di Cibadak. Hingga pukul 08:00, kami masih belum bekerja. Sesuai informasi, lampu akan nyala pada pukul 09:00, dan kalau tidak beres juga, mau tidak mau karyawan akan pulang. Dan itu, artinya kami semua akan punya hutang satu hari, alias tujuh jam kerja. Tapi, untungnya enggak. Walaupun ganset-nya nyala-mati-nyala-mati per dua puluh menit, dan semua karyawan di lima line dipulangkan jam 11:30, ganset masih tetap bisa bertahan sampai pukul 17:30 WIB.

Seharian itu, kami serasa diberi bonus akhir tahun. Karena setiap 20 menit nyala, kemudian lampu padam lagi dengan waktu yang lumayan lama, 10 menit. Kalau sudah begitu, Personalia akan berseru bercanda, “Saatnya istirahat sejenak…!”

20140625_113829

20140625_091043

Waktu istirahat itu pun dimanfaatkan oleh karyawan dengan mengobrol, ada juga yang sekedar tiduran sambil duduk (karena kalau selonjoran, itu tidak mungkin… Hehe…!), ada yang secara terang-terangan menggunakan handphone, dan masih banyak lagi kegiatan mereka (khususnya yang dilakuan oleh karyawan di bagian sewing selama lampu mati). Yang lebih menarik, ketika lampunya mati, mereka (karyawan sewing) selalu bersorak “Huuu…!”. Di balik keceriaan yang didapat saat mati lami, mereka semua juga kesal karena tetap dikejar tenggat waktu meskipun sarana pembangkit listriknya tidak menunjang.

20140626_175001

27 Juni, 2014.

Pukul 08:50 WIB, tiba-tiba ada yang menjerit di bagian produksi. Saya kira kesurupan, tapi ternyata sebuah kecelakaan kerja akibat kelalaian manusia itu sendiri (human accident). Jarinya terjahit, dan butuh waktu beberapa menit untuk mencabut jarum itu. Salah satu kecelakaan (tapi yang paling sering terjadi) yang seperti itu biasanya disebabkan kuku panjang dan kurang konsentrasi. Kecelakaan yang sering terjadi juga bisa disebabkan karena rambut panjang yang tidak diikat. Kenapa? Karena posisi mereka bekerja berbaris rapat berbanjar. Di belakang setiap tempat duduk karawan adalah mesin jahit otomatis. Tidak menutup kemungkinan, rambut yang tergurai itu masuk ke mesin jahit.

20140627_064305

20140628_063727

20140628_064238

Parungkuda, Juni 2014
Diana Kusmayanti Amsir

Tinggalkan komentar